Laman

Sabtu, 09 November 2013



Suara Bonek Tolong Di Baca:
New
Rivalitas pun terjadi. Persebaya DU di bawah pimpinan Wishnu Wardhana dan Wastomi Suheri menganggap bahwa dirinya adalah pemegang surat sah dari PSSI, dan Persebaya DU adalah anggota resmi PSSI. Namun hal ini ditentang oleh Saleh Mukadar yang mengatakan bahwa Persebaya hanya satu, yaitu yang berada di Liga Primer Indonesia. Suasana memanas. Persebaya DU, yang dimotori Wastomi, yang merupakan pemilik dari Yayasan Suporter Surabaya, mengatakan bahwa walaupun berlaga di divisi 7, Persebaya tetap didukung, apapun Persebayanya.
Saat pertandingan pertama Persebaya DU, penonton yang hadir 6.000 orang. Namun, penonton pada akhirnya banyak yang kecewa dengan berbagai sebab :
1. Para pemain Persebaya DU tak ada yang mereka kenal karena hanya merupakan bedol desa dari klub Persikubar Kutai Barat
2. Nomor keramat 19 milik legenda Persebaya, Eri Irianto dipakai oleh pemain Persebaya DU bernama Fendi Taris
Dan pada akhirnya penikmat bola Surabaya pun mulai gusar dengan Persebaya DU. Dengan terus menuai kekalahan dan bantuan penalti dari PSSI era Nurdin Halid, maka penonton pun mulai meninggalkan Persebaya DU.
Pada 11 Januari 2011, Persebaya yang berlaga di LPI memulai laga perdananya melawan Bandung FC. Penonton yang hadir berjumlah 25 ribu orang. Ini sekaligus membuktikan bahwa Persebaya yang berada di LPI lebih dipilih daripada Persebaya bikinan Wisnu Wardhana dan Wastomi Suhari yang berlaga di Divisi Utama.
Di bulan Mei 2011, muncul ide untuk menghancurkan Persebaya 1927 dan melengserkan kepemimpinan PT Pengelola Persebaya Indonesia hingga sekarang.




Komisaris Utama PT Persebaya Indonesia Saleh Ismail Mukaddar membantah keras tudingan mantan pentolan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia La Nyalla Mattalitti bahwa Persebaya 1927 yang merumput di Indonesian Premier League (IPL) merupakan klub kloningan.

Seperti diberitakan sebelumnya, seusai rapat Komite Eksekutif (exco) PSSI di Surabaya beberapa hari lalu, La Nyalla yang kini kembali menduduki kursi exco menyatakan Persebaya 1927 tidak sah karena merupakan klub kloningan. Karena itu, lanjut La Nyalla, Persebaya 1927 tidak bisa secara otomatis masuk reunifikasi liga.

Menanggapi hal tersebut, Saleh yang juga mantan Deputi PSSI bidang Kompetisi pun angkat bicara. Pria yang terkenal dengan logatnya yang meledak-ledak menjelaskan kronologi perubahan Persebaya Surabaya menjadi Persebaya 1927.

Ia mengatakan Persebaya Surabaya adalah klub di zaman Perserikatan yang dimiliki 30 klub internal pendiri Persebaya. "Persebaya Surabaya didirikan para Tokoh Surabaya di antaranya adalah Radjimin Nasution, Wali Kota pertama Surabaya," ujar Saleh kepada Metrotvnews.com, Kamis (11/4).

Ketika memasuki era kompetisi profesional, lanjutnya, Persebaya sebagaimana klub-klub yang lain diharuskan dalam pengelolaan sebuah badan hukum. Karena itu, pada 16 Juli 2008, 30 klub internal pemilik Persebaya membentuk PT Persebaya Indonesia.

"Dan sejak 2009 Persebaya berkompetisi dengan bendera PT Persebaya Indonesia (PT PI)," tukasnya.

Tahun 2010, ketika Persebaya menolak bertanding karena dipaksa bertanding sebanyak empat kali melawan Persik kediri, Ketua Umum PSSI 2007-2011 Nurdin Halid kemudian mengeluarkan surat tertanggal 25 Oktober 2010 untuk mengkloning Persebaya.

"Nurdin menunjuk Wisnu Wardhana (Ketua DPRD Kota Surabaya) sebagai Ketua Umum Persebaya dan diikuti atau didukung oleh tujuh dari 30 Klub yang membentuk PT Persebaya Indonesia," kata Saleh.

Namun, tanggal 10 Agustus 2011 Wisnu Wardhana dan tujuh klub tersebut kemudian membubarkan "Persebaya" kloningan Nurdin Halid yang bertanding di Divisi Utama PT Liga Indonesia dan kembali mengukuhkan PT Persebaya Indonesia sebagai pengelola Persebaya Surabaya.

"Tanggal 14 Desember 2011, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin menguatkan keputusan tanggal 10 Agustus tersebut dengan mencabut surat PSSI tanggal 25 Oktober 2010 yang menunjuk Wisnu Wardhana sebagai Ketua Umum Persebaya," beber pria yang karib disapa Abah itu.

Ia menegaskan, Persebaya dengan badan Hukumnya PT PI atau yang sering disebut sebagai Persebaya 1927 mempunyai kaitan sejarah dan fakta yang tak terbantahkan sejak 1927 hingga saat ini.

Sedangkan klub yang hari ini bertanding di DU PT LI dengan nama Persebaya DU dan dikelola oleh PT MMIB adalah klub yang sama sekali tidak dikenal dalam sejarah panjang panjang Persebaya tersebut. "Lalu siapakah sebenarnya yang kloningan?" tegasnya.

Untuk mendapatkan keadilan, lanjut Saleh, pihaknya melakukan upaya hukum lewat BAKI meminta perlindungan Pemerintah dan juga FIFA. "Masalah ada di La Nyalla yang berambisi menguasai aset masyarakat Surabaya bukan di tempat lain," tutupnya. (Eno)








Sejarah: Persebaya yang Didirikan tahun 192
Persebaya didirikan oleh Paijo dan M. Pamoedji pada 18 Juni 1927. Pada awal berdirinya, Persebaya bernama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB). Pada saat itu di Surabaya juga ada klub bernama Sorabaiasche Voebal Bond (SVB), bonden (klub) ini berdiri pada tahun 1910 dan pemainnya adalah orang-orang Belanda yang ada di Surabaya.
Pada tanggal 19 April 1930, SIVB bersama dengan VIJ Jakarta, BIVB Bandung (sekarang Persib Bandung), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. SIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh M. Pamoedji. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. SIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1938 meski kalah dari VIJ Jakarta.
Ketika Belanda kalah dari Jepang pada 1942, prestasi SIVB yang hampir semua pemainnya adalah pemain pribumi dan sebagian kecil keturunan Tionghoa melejit dan kembali mencapai final sebelum dikalahkan oleh Persis Solo. Akhirnya pada tahun 1943 SIVB berganti nama menjadi Persibaja (Persatuan Sepak Bola Indonesia Soerabaja). Pada era ini Persibaja diketuai oleh Dr. Soewandi. Kala itu, Persibaja berhasil meraih gelar juara pada tahun 1950, 1951 dan 1952.
Tahun 1960, nama Persibaja diubah menjadi Persebaya (Persatuan Sepak Bola Surabaya). Pada era perserikatan ini, prestasi Persebaya juga istimewa. Persebaya adalah salah satu raksasa perserikatan selain PSMS Medan, PSM Makassar, Persib Bandung maupun Persija Jakarta. Dua kali Persebaya menjadi kampiun pada tahun 1978 dan 1988, dan tujuh kali menduduki peringkat kedua pada tahun 1965, 1967, 1971, 1973, 1977, 1987, dan 1990.
Prestasi gemilang terus terjaga ketika PSSI menyatukan klub Perserikatan dan Galatama dalam kompetisi bertajuk Liga Indonesia sejak 1994. Persebaya merebut gelar juara Liga Indonesia pada tahun 1997. Bahkan Persebaya berhasil mencetak sejarah sebagai tim pertama yang dua kali menjadi juara Liga Indonesia ketika pada tahun 2005 Green Force kembali merebut gelar juara. Kendati berpredikat sebagai tim klasik sarat gelar juara, Green Force juga sempat merasakan pahitnya terdegradasi pada tahun 2002 lalu. Pil pahit yang langsung ditebus dengan gelar gelar juara Divisi I dan Divisi Utama pada dua musim selanjutnya.

Sampai Kapan Pun Saya tetap mendukung Persebaya 1927 di Karnakan Persebaya yang menuju ke ISL aja Persikubar atau di sebut Persikubar Kutai Barat. Walau Sampai kapan pun saya tidak akan mendukung Persikubar

FUCK untuk Persikubar yang telah menjadi orang ke tiga bagi Persebaya 1927

Save Me: Persebaya 1927. No Persebaya> Persikubar. Sebagai warga kutai Barat. Persikubar Menjadi Persikubar Bukan berganti nama Persebaya